Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Minggu, 30 Oktober 2011

SIAPA MAU MISKIN

Disampaikan oleh : Basyori Saini.
Comdev & Ekternal Relation Supervisor
PT Arutmin Indonesia Asam-Asam Mine

Saya yakin, jika pertanyaan seperti di atas diajukan kepada kita semua, tidak ada seorangpun yang akan mengacungkan tangan. Hanya orang gila saja yang mungkin mengacungkan tangan dan memilih untuk hidup miskin di jaman seperti ini. Namun tanpa disadari sebenarnya ada beberapa orang yang mau hidup miskin. Yakni orang-orang yang dikarunia nikmat sehat, nikmat akal dan pikiran, nikmat waktu, nikmat kemampuan, nikmat daya pikir, nikmat modal, dan sejuta nikmat yang lain, namun dia sia-siakan.

Memandang kemiskinan memang memerlukan daya nalar yang tidak sederhana, Banyak orang berada pada lingkaran kemiskinan dan tidak berdaya memutus lingkaran itu agar dia bisa terentaskan. Berbagai cara dia coba agar keluar, namun tetap saja dia berada dalam lingkaran kemiskinan. Bekerja hari ini untuk hari ini. Gali lobang tutup lobang. Utang di sana untuk menutup utang di sini. Dan berbagai dogma lainya. Namun untuk menyederhanakan saya membagi fenomena orang miskin ke dalam dua golongan. Ini saya tinjau berdasarkan proses terbentuknya secara anthropology manusia. Saya juga nggak tau istilah itu apa artinya, namun tulisan saya ini sekedar ingin memberikan motivasi kepada anda semua. JANGAN MAU MENJADI MISKIN.

Yang pertama adalah orang yang miskin karena tekanan faktor lain yang tidak dapat dikendalikannya. Sebagai contoh misalnya orang-orang yang pernah ikut dalam program transmigrasi. Sekelompok orang di mukimkan di satu daerah yang akses untuk keluar saja sulit, sehingga hasil produksi masyarakat tidak dapat dijual. Dalam jangka panjang masyarakat yang tinggal di daerah ini akan menjadi miskin dan ini adalah factor yang tidak dapat dikendalikan oleh masyarakat. Atau kondisi lain yang masyarakat tidak punya kewenangan untuk mengendalikannya. Contoh lain adalah tragedi petani cengkeh pada saat BPPC berdiri. Petani yang tidak punya control terhadap harga cengkeh menderita kerugian sangat besar dan menyebabkan petani cengkeh jatuh miskin.

Kelompok kedua adalah masyarakat yang menjadi miskin karena kemauannya sendiri. Saya ilustrasikan, ada orang yang tinggal di satu desa, lahan dia punya, badan sehat, akses ke pasar mudah, jaringan kerjasama ada, tapi dia lebih suka membuang-buang waktu dengan aktivitas  yang tidak ada kaitanya dengan usaha untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Sehingga segala sumber daya yang dimilikinya menjadi tidak bernilai dan cenderung mubazir. Sehingga tanpa di sadari dia telah menciptakan kemiskinan buat dirinya dan keluarganya.

Tipikal masayarakat seperti ini yang banyak kita jumpai di daerah pedesaan, dimana sumber daya alam sangat melimpah, namun sangat disayangkan produktivitas warga dalam mengolah SDA sangat minim. Sehingga banyak lahan terlantar, yang seharusnya dapat menjadi sumber pendapatan bagi keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat secara luas. Ada dua aspek penting bagi keluarga sebagai bagian dari usaha untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

  1. Peningkatan produktivitas keluarga
Adalah serangkaian upaya untuk memanfaatkan potensi sumber daya keluarga secara optimal. Konotasi optimal di sini bukan berarti exploitasi, namun lebih pada mengalokasikan sumber daya keluarga lebih besar pada upaya untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Caranya mungkin dapat berupa intensifikasi atau dapat juga berupa ektensifikasi. Intensifikasi dilakukan pada keluarga yang memiliki sumber daya terbatas, sementara potensi tenaga memadai. Sebaliknya ekternsifikasi dilakukan pada keluarga yang memiliki sumber daya memadai namun belum dimanfaatkan secara optimal.

            Pola Intensifikasi dan Ektensifikasi

No
Uraian
Keterangan
Intensifikasi
1
Pola tumpang sari palawija
  1. Jagung dan kacang tanah
  2. Pisang dan kacang tanah
  3. Jagung dan sayuran (sawi, kangkung, bayam cabut)
Pola gilir tanam sesuai umur tanaman. Pemilihan jenis tanaman harus selektif karena ada tanaman yang menjadi vector hama bagi tanaman yang lain.
2
Pola tumpang sari perikanan
  1. Mina padi, hanya dapat dilakukan di daerah persawahan dengan kedalaman air minimal 40 cm.
  2. Mina ayam, pola peternakan ayam pedaging dan ikan lele dumbo atau gurami,  nila  dan mujair.
Tanaman padi sawah dengan ikan yang ditanam di perairan sawah.
Pola peternakan ayam di atas kolam dengan integrasi ikan di bagian bawah.
3
Pola tumpang sari kebun dan ternak
  1. Kebun karet dan kambing
  2. Kebun kopi dan kelinci
Penentuan waktu tumpang sari sanggat ditentukan oleh umur tanaman induk.
Ekstensifikasi
1
Pola pengembangan tanaman tanaman pangan
Peningkatan luas tanam sangat ditentukan oleh nilai ekonomis produk dan studi kelayakan.
2
Pola pengembangan tanaman berdasarkan umur tanam
Keluarga harus punya cadangan pendapatan harian, bulanan dan tahunan.
3
Pola pengembangan tanaman pangan terpadu.
  1. Pisang dan kripik pisang
  2. Kacang tanah dan olahan ikutan (sambel pecel, kacang rebus, kacang goreng)
Keluarga tidak hanya focus pada usaha menghasilkan produk mentah, namun sampai pada pengolahan hasil.
4
Pola pengembangan Tanaman pangan dan Ternak
  1. Kacang Tanah dan Kambing
  2. Jagung dan Ayam Arab
Pola pemanfaatan ruminase kacang tanah sebagai pakan utama kambing.
Penyediaan pakan ayam arab berupa jagung dan kotoran ayam untuk pupuk tanaman jagung.


  1. Pengelolaan Keuangan Keluarga
Pengelolaan Keuangan Keluarga merupakan cerminan perencanaan keluarga terhadap sumber daya yang dimiliki. Keluarga yang memiliki rencana akan lebih baik daripada keluarga yang tidak memiliki rencana. Dalam konteks pengelolaan keuangan keluarga, pembagian atau posting pendapatan keluarga adalah kuncinya dan ebih dari itu, konsistensi atas pembagian itu adalah mutlak. Sehingga keluarga akan memiliki tabungan atas penghasilan yang diperoleh baik harian, bulanan atau tahunan. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah kemampuan keluarga untuk meniadakan biaya-biaya yang tidak perlu atau pemborosan. Misalnya adalah biaya untuk membeli rokok, biaya untuk membeli sayur-mayur yang seharusnya dapat disediakan di pekarangan rumah.

Kemampuan keluarga untuk keluar dari lingkaran kemiskinan sepenuhnya di tentukan oleh keluarga itu sendiri dan kemampuannya mengelola sumber daya yang ada dalam rumah tangganya.

Berikut adalah contoh posting pendapatan keluarga sehari-hari.

No
Alokasi Pendapatan
Jumlah (Rp)
Jumlah (Rp)
Total pendapatan keluarga

           1.500.000

  1. Sayur mayur
  2. Buah-buahan
  3. Peternakan
  4. Pengolahan hasil
           650.000
           200.000
           250.000
           400.000

1
Konsumsi
  1. Beras 25 Kg
  2. Minyak tanah 10 liter
  3. Gula 2 Kg
  4. Kopi/teh 4 bgks
  5. Telur 10 butir
  6. Garam 2 bgks
  7. Ikan 4 Kg
  8. Minyak goreng 2 liter
  9. Kue
  10. Pakaian
                           
           125.000
             60.000
             14.000
             10.000
             15.000
              6.000
             80.000
             20.000
             30.000
           300.000
              650.000
2
Pendidikan

              150.000
3
Kesehatan

              100.000
4
Hiburan

              100.000
5
Sosial

                50.000
6
Investasi

              450.000

Total

           1.500.000

Hal – hal di atas pada dasarnya dalah praktek biasa dalam sebuah keluarga yang umum kita temukan di desa-desa. Namun dalam kenyataannya jarang keluarga yang melakukan pencatatan atas keuangan keluarga. Sehingga keluarga mengalami kesulitan dalam penetapan post pendapatan karena pengeluaran keluarga dilakukan secara tidak tertulis dan tidak terencana.

Dalam konteks pembangunan keluarga mandiri, keluarga tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan dan pencatatan. Mau tidak mau sebuah keluarga harus melakukan ini dan menyimpannya sebagai dokumen keluarga. Dengan adanya pencatatan ini diharapkan keluarga akan memegang kendali atas pendapatannya dan memutuskan biaya apa saja yang harus dikeluarkan dalam setiap hari dan bulan.


Tabel Rencana Pencapaian Keluarga.

No
Rencana
Jumlah (Rp)
Keterangan
1
Beli sapi
             5.000.000
Indukan
2
Beli tanah kebun
           10.000.000
Bisa Kredit?
3
Beli TV
                750.000
Apakah prioritas?
4
Perbaikan Kandang ayam
                300.000
Prioritas usaha
5
Perbaikan atap rumah
                450.000
Apakah prioritas?
6
Beli peralatan sekolah anak
                 75.000
Harus dipenuhi
7
Selamatan keluarga
             1.500.000
Apakah prioritas?





Table di atas adalah contoh program pencapaian sebuah keluarga, untuk menentukan mana yang akan dilaksanakan oleh satu keluarga sangat tergantung pada kepentingan keluarga tersebut. Begitu pula untuk menentukan skala prioritas sebagai strategi pemanfaatan anggaran yang terbatas, sangat ditentukan oleh kemampuan keluarga tersebut memilah mana kegiatan yang berdampak langsung pada keluarga dan mana kegiatan yang berdampak tidak langsung pada keluarga. Namun sebagai pedoman dalam menentukan skala prioritas, keluarga dapat bertanya tentang kegiatan yang akan di biayai. Pertanyaan standard adalah : apa manfaat dari kegiatan ini? Kalau kegiatan ini tidak saya lakukan apa kerugian keluarga saya? Kalau kegiatan ini tidak saya lakukan apa akibat yang muncul? Jawaban atas pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur dan apabila memungkinkan melibatkan seluruh keluarga.

Apabila hal ini dapat dilakukan, maka Insya Allah sebuah keluarga akan mendapatkan kemudahan dalam penyusunan rencana pencapaian keluarga. Sehingga perwujudan sebuah keluarga mandiri akan semakin cepat. Karena keluarga mandiri identik dengan keluarga yang tidak lagi miskin, namun sebuah keluarga yang sehat jasmani dan rohani serta berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Miskin atau tidak keluarga kita adalah sebuah pilihan, kita yang memilih ingin memberi atau diberi? Kita yang menentukan dan bukan orang lain.


Sepakat , kitalah yang menentukan arah dan tujuan hidup.
Orang lain hanya bisa memuji dan memaki.
Buktikan kalau kita bisa bersanding dengan orang orang sokses lainnya.

Salam
Bang Bir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar