Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Selasa, 27 Desember 2011

Mutilasi Sosial worker

Sebegitu beratkah beban yang dirasakan oleh seorang sosial worker, mulai dari dikucilkan sampai dengan dimutilasinya semngat mereka satu persatu.


Kejam memang, sangat kejam....
seorang sosial worker dia bekerja tampa pamrih tidak mengharap imbalan apapun dari orang lain. cukup diberi senyum  hati mereka gembira dan semangat..


Memang terkadang yang menjadi masalah dimana  persaingan ego dan rasa ingin dihormati. Terkadang anak muda akan lebih dihormati dikala mereka bisa menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan, ditambah lagi dengan konsep yang jelas.


Bisa saja anak seusia remaja akan lebih dihargai dari pada seorang tokoh masyarakat.


Mengapa demikian?.


Karena kita sadari atau tidak, sekarang masyarakat sudah sadar bahwa dalam kehidupan sosial lebih kepada bukti nyata bukan hanya sebuah asumsi.


Menyedihkan memang, dikala ada sekelompok pemuda dan remaja yang begitu luar biasa bekerja keras siang malam, mereka mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan materi. itu mereka lakukan hanya ingin belajar berbuat untuk kampung dan BANGSAnya.


Namun sayang seribu sayang,,,,
mereka selalu saja mendapat intimidasi, seakan akan mereka hendak dimutilasi satu persatu, semangat pemuda dan remaja tersebut diserang dan ingin dimatikan oleh orang-orang hebat. Orang hebat yang tidak rela tersaingi dan merasa tersaingi.


Egois, merasa hebat dalam diri, menjadi penyebab utama kecemburan tersebut.


Sekelompok anak muda setiap dalam kegiatannya selalu mendapatkan dukungan yang luar biasa dari semua seponsor dan tokoh-tokoh besar.


Inilah faktor utama mengapa mereka marah dan sangat tidak suka.


Disaat mereka yang melakasanakan kegiatan sangat susah mencari dukungan dana maupun yang lainnyaa,,


Saharusnya ini menjadi intropeksi bagi mereka, apa yang salah sebenarnya dari mereka.


Akhirnyaaa ini pejuangan yang sebenarnya merasakan ketidak nyamanan dengan kondisi ini.
Murid tetap murid, tapi berbeda pola pikir itu hal yang wajar, tidak semua yang disampaikan guru itu benar dan harus disetujui.


Mari tetap berkarya dalam puisi dan lagu,
berjuanglahhh jangan pernah menyerah..


By
Bang Bir

Minggu, 13 November 2011

PETANI DIAJAK BERPIKIR SECARA SEDERHANA


Misalnya: ada sebuah tanaman, untuk tumbuh membutuhkan makan seperti halnya manusia tumbuh membutuhkan makanan. Kalau manusia makan tentu ada nasi, sayuran dan sebagainya. Ahli gizi menyatakan 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari nasi dalam jumlah banyak, sayur-mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Jika unsur tersebut dikonsumsi, maka manusia akan sehat dan tumbuh dengan optimal. Begitu juga dengan tanaman membutuhkan makanan. Sampai detik ini jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman ada 90 unsur (didunia pertanian namanya UNSUR HARA) yang diambil dari tanah. Dari 90 unsur hara tersebut, 13 unsur hara wajib ada. Kalau tidak ada satu saja, maka tanaman ini akan menghadapi masalah. Tanaman akan protes. Protesnya tanaman yaitu: 1) Daunnya menguning 2) Mudah terserang penyakit 3) Hasilnya menurun (tidak produktif) 4). Tumbuh kerdil 5)  Mati Hal ini disebabkan kekuarangan unsur hara.

Ke 13 unsur hara ini di dunia pertanian namanya 13 UNSUR HARA ESENSIAL yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
  1. Kelompok Unsur Hara Makro atau dinamakan sebagai nasinya tanaman (ada 6 unsur).
  2. Kelompok Unsur Hara Mikro atau dinamakan lauk pauknya tanaman (ada 7 unsur). Makro artinya besar (dibutuhan dalam jumlah yang banyak) Mikro artinya kecil (dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi wajib ada). Ibarat sebuah mobil yang bannya banyak adalah unsur hara makro (atau nasinya tanaman), sedangkan setir yang jumlahnya hanya satu (sedikit) adalah unsur hara mikro (atau lauk pauknya tanaman).
Nasinya tanaman ada 6 unsur :
  1. Urea (N) kandungan Nitrogennya tinggi ¡¾ 46 %
  2. Pospat (P) = TSP dari batuan pospat C2o5. Kandungan pospatnya ¡¾ 36 %, maka disebut SP36 3..
  3. Kalium (KCL)
  4. Kalsium (dijumpai pada kapur pertanian/dolomit)
  5. Sulfur (belerang)
  6. Magnesium, Keenam unsur ini adalah nasinya tanaman yang dibutuhkan tanaman (dalam jumlah banyak), maka disebut unsur hara makro.
Sedangkan lauk pauknya itu ada 7 unsur antara lain Fe, Na, Br, Mg, Zn disebut unsur hara mikro. Unsur hara mikro ini terdapat pada pupuk organik. Pupuk organik yang selama ini dikenal petani adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Ini adalah fakta, bahwa tanaman membutuhkan lauk pauk dan nasi, dimana kalau kita menginginkan hasil panen yang luar biasa maka kedua unsur tersebut harus cukup.

SEJARAH;  Sebelum tahun 1969 petani belum mengenal adanya pupuk Urea, Tsp, Kcl. Petani hanya mengenal pupuk kandang dan kompos (yang notabene kaya akan lauk pauk tetapi sedikit nasi ). Sehingga lahan pertanian di Indonesia sebelum tahun 1969 kaya raya lauk pauk tetapi miskin nasi. Sehingga produksi rata-rata ¡¾ 5 ton perhektar padi. Pada tahun 1969 petani mulai dikenalkan Program Inmas dan Bimas dengan Panca Usaha Tani, ada pestisida, pupuk, benih dan seterusnya. Pad waktu dikenalkan dengan yang namanya urea, Tsp, Kcl (yang notabene adalah nasinya tanaman) sangat susah bagi petani untuk percaya, karena telah terbiasa menggunakan pupuk kandang dan kompos. Di samping itu belum ada yang mencoba dan membuktikan. Tetapi begitu ada 1 – 2 orang yang mencoba dan hasilnya luar biasa (misalnya dari 5 ton perhektar menjadi 9 ton perhektar), petani akhirnya mulai beramai-ramai memakai pupuk tersebut.

PERUBAHAN BUDAYA PEMUPUKAN ; Ketika hasil panen meningkat dari 5 ton menjadi 9 ton, petani tidak menyadari telah terjadi perubahan budaya pemupukan. Petani menganggap pupuk kandang dan pupuk kompos ternyata kalah bagus dengan pupuk pabrik (urea, tsp, kcl). Besoknya setelah panen, petani menanam lagi, hasilnya 8 – 8,5 ton perhektar, itupun dikatakan bagus (meskipun terjadi penurunan ¨ö kwintal). Terjadi penurunan ¨ö kwintal tidak kelihatan. Petani tidak sadar kalau terjadi penurunan ¨ö kwintal. Kalau sejak tahun 1969-2003 sudah berapa lama ? 35 tahun !. Kalau 1 tahun petani tanam 3 kali, berarti sudah 105 x tanam. Kalau dikalikan penurunan ¨ö kwintal, terjadi penurunan 5,1 ton. Kalau yang tadinya 9 ton perhektar turun menjadi 4 ton perhektar, bahkan di bawah garis produksi pada tahun 1969. Celakanya lagi penggunaan pupuk pabrik tidak diimbangi dengan pupuk organik, berarti tanah susah terurai akhirnya tertingal di lahan. Residu-residu pupuk pabrik ini akan membuat tanah menjadi keras dan bantat. Kalau dulu tahun 1969, kita masuk ke sawah mungkin selutut dalamnya. Tetapi sekarang barangkali hanya setinggi mata kakai. Tanah keras ini susah ditembus oleh akar. Perkembangan akar (airasi=pernapasan) bisa terganggu, karena akar susah berkembang akibat tanah keras. Padahal akar itu ibaratnya mulutnya tanaman. Mulut itu dibumpet, lubang tempat masuknya makanan Cuma sedikit. Kira-kira bisa produktif apa tidak ? Tentu kurang produksinya.Kemudian karena sifatnya yang kurang organik atau tidak organik, terkadang membuat mikro organisme yang menguntungkan menjadi susah berkembang. Di lahan sawah sekarang jarang ditemukan cacing.

KONDISI TANAH TERBALIK;  Kalau dulu sebelum tahun 1999 itu hanya lauk pauk tetapi miskin nasi, sekarang terbalik, hanya kaya nasi tetapi miskin lauk pauk. Itu yang terjadi. Bahkan di harian Kompas edisi September tahun 2000 mengatakan 8 % lahan pertanian Indonesia mengalami pemiskinan unsur hara mikro atau pemiskinan lauk pauk. Petani kalau menanam pupuknya apa ? Tentunya Urea Tsp, Kcl (berarti petani hanya memberi nasi). Nasi saja tidak komplit. Seharusnya nasinya ada 6 unsur, yaitu Urea, Tsp, Kcl, Za (diambil sulfurnya), Kapur (diambil kalsiumnya), pupuk grenbat (diambil Magnesiumnya). Kalau anak kecil lahir hanya diberi nasi saja, kira-kira bisa sehat apa tidak ? Tentunya tidak sehat. Itu hanya karbohidrat untuk tenaga, tetapi zat pembangunnya tidak ada. Proteinnya hampir tidak ada. Vitamin sebagai katalisator tubuh juga tidak ada. Mineral dan sebagainya sedikit sekali. Ibarat seperti itu sama dengan tanaman. Pemakaian pupuk pabrik saja tanpa diimbangi pupuk organic tidak akan pernah mencapai 10 ton perhektar padi, bahkan akan terus menurun.

ANJURAN PEMERINTAH Pemerintah melalui dinas pertanian ingin menyarankan kepada petani supaya mengembalikan kesuburan tanah seperti tahun 1969. Caranya adalah petani harus memupuk lahannya 20-40 ton perhektar setiap masa tanam. Kira-kira sanggupkah petani ? Kami sepakat sekali anjuranya luar biasa bagus, tetapi susah dilaksanakan oleh petani. Jangankan 20-40 ton perhektar, barangkali 5 ton saja sudah susah mendpatkan pupuk kandangnya. Kotoran sapinya mau cari dimana ? Kotoran kambingnya mau cari dimana ? Kotoran ayamnya mau cari dimana ? Anjuran pemerintah bagus tetapi tanpa adanya solusi.

KUALITAS PUPUK KANDANG DAN KELEMAHANNYA;  Tidak ada yang mampu mengalahkan kualitas pupuk kandang karena buatan Tuhan. Tetapi bukan berarti pupuk kandang tidak punya kelemahan. Banyak kelemahannya, secara kualitas sebagai pupuk yang terbaik, tetapi secara teknis kadangkala banyak kelemahannya. Coba dibayangkan pupuk kandang dari kandang ternak mungkin harganya Rp. 100.000,- per truk, tetapi tidak mungkin kotoran (pupuk kandang) itu naik sendiri ke truk. Ini harus memakai tenaga orang yang mengangkut (memanggul) ke truk. Ini perlu ongkos. Dari kandang sampai ke lahan misalnya jaraknya 20-30 km perlu transport. Ini juga perlu ongkos. Dan tidak mungkin alat transport langsung terjun ke lahan. Ternyata harus butuh orang yang mengangkat lagi. Ini juga perlu ongkos lagi. Sehingga secara ekonomi hal ini kurang menguntungkan. Terlalu tinggi ongkosnya buat petani. Di samping itu keseragaman bongkahan pupuk kandang unsur haranya tidak sama, juga makanan yang di konsumsi oleh ternak itu juga tidak sama. Kalau ternak itu memakan makanan yang bergizi, kotoran yang dihasilkan itu juga luar biasa bagus. Nah kalau misalnya ternak Cuma diberi bongkahan ketela saja, tentunya ternak akan kurus, sehingga kotoran yang keluar juga tidak bagus. Pupuk kandang juga juga membawa bibit penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditularkan dari sapi yang dilepas. Sapi itu mengkonsumsi rumput liar (biji-bijian bakal tumbuhnya rumput). Ini tidak tercerna oleh usus, akhirnya keluar lagi dan ketika digunakan sebagai pupuk akhirnya tumbuh gulma
dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala kelemahannya.


NB. Terimakasih untuk pemilik web http://wongtaniku.wordpress.com untuk copas materi web nya.

dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala kelemahannya.

Selasa, 08 November 2011

Dilematisnya Pekerja Tualan.

Kondisi dilematis memang kerap terjadi manakala satu tuntutan harus dipenuhi dalam takaran yang tidak mungkin untuk di tunda. Dalam bahasa normatif adalah sandang, pangan dan papan. Deretan kebutuhan ini bertambah dengan kesehatan, pendidikan dan mungkin sedikit kenyamanan.

Tualan (atau kegiatan tambang manual batubara) adalah sinergi antara tersedianya sumber daya, baik alam maupun manusia yang ditunjang oleh tidak adanya sistem preventif yang memadai untuk mengantarkan tualan ini naik kelas menjadi kegiatan yang lebih legal. Sehingga tualan membentuk sistemnya sendiri yang menyebabkan industri padat karya ini rawan terhadap berbagai resiko. Sebenarnya tugas pemerintah tinggal menata dan membuat sistem yang memungkinkan kegiatan tualan ini menjadi lebih market oriented dan mampu mengentaskan ratusan jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ini. Tanpa adanya campur tangan yang meningkatkan nilai tambah tualan, dapat dipastikan di akhir kegiatan hanya akan menyisakan kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Langkah yang dapat dilakukan adalah duduk bersama dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata bagaimana masa depan tualan ini.

Saat ini dan masa-masa yang belum tentu ke depan, para pelaku tualan masih bisa melakukan kegiatan tualan dengan mudah. Namun seiring waktu dan dalamnya lobang galian, resiko tualan bukan semakin ringan. Nasib mereka akan semakin suram, seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.

Semoga ada harapan dibalik kegundagan para pelaku tualan, mereka hanya mencari sebatas mereka mampu. Memvonis dan melarang tanpa ada jalan keluar adalah kezaliman. Laranglah kegiatan tualan dengan diiringi gandengan tangan untuk melakukan usaha lain yang menguntungkan dan berkelanjutan. Tanpa itu semua, kegiatan razia dan larangan hanyalah akan menciptakan militansi kegiatan tualan menjadi lebih luas lagi.

Mari bergandengan tangan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dengan dasar kasih sayang dan keadilan. Semoga. Insya Allah.
Salam pemberdayaan
Basyori Saini

Minggu, 30 Oktober 2011

SIAPA MAU MISKIN

Disampaikan oleh : Basyori Saini.
Comdev & Ekternal Relation Supervisor
PT Arutmin Indonesia Asam-Asam Mine

Saya yakin, jika pertanyaan seperti di atas diajukan kepada kita semua, tidak ada seorangpun yang akan mengacungkan tangan. Hanya orang gila saja yang mungkin mengacungkan tangan dan memilih untuk hidup miskin di jaman seperti ini. Namun tanpa disadari sebenarnya ada beberapa orang yang mau hidup miskin. Yakni orang-orang yang dikarunia nikmat sehat, nikmat akal dan pikiran, nikmat waktu, nikmat kemampuan, nikmat daya pikir, nikmat modal, dan sejuta nikmat yang lain, namun dia sia-siakan.

Memandang kemiskinan memang memerlukan daya nalar yang tidak sederhana, Banyak orang berada pada lingkaran kemiskinan dan tidak berdaya memutus lingkaran itu agar dia bisa terentaskan. Berbagai cara dia coba agar keluar, namun tetap saja dia berada dalam lingkaran kemiskinan. Bekerja hari ini untuk hari ini. Gali lobang tutup lobang. Utang di sana untuk menutup utang di sini. Dan berbagai dogma lainya. Namun untuk menyederhanakan saya membagi fenomena orang miskin ke dalam dua golongan. Ini saya tinjau berdasarkan proses terbentuknya secara anthropology manusia. Saya juga nggak tau istilah itu apa artinya, namun tulisan saya ini sekedar ingin memberikan motivasi kepada anda semua. JANGAN MAU MENJADI MISKIN.

Yang pertama adalah orang yang miskin karena tekanan faktor lain yang tidak dapat dikendalikannya. Sebagai contoh misalnya orang-orang yang pernah ikut dalam program transmigrasi. Sekelompok orang di mukimkan di satu daerah yang akses untuk keluar saja sulit, sehingga hasil produksi masyarakat tidak dapat dijual. Dalam jangka panjang masyarakat yang tinggal di daerah ini akan menjadi miskin dan ini adalah factor yang tidak dapat dikendalikan oleh masyarakat. Atau kondisi lain yang masyarakat tidak punya kewenangan untuk mengendalikannya. Contoh lain adalah tragedi petani cengkeh pada saat BPPC berdiri. Petani yang tidak punya control terhadap harga cengkeh menderita kerugian sangat besar dan menyebabkan petani cengkeh jatuh miskin.

Kelompok kedua adalah masyarakat yang menjadi miskin karena kemauannya sendiri. Saya ilustrasikan, ada orang yang tinggal di satu desa, lahan dia punya, badan sehat, akses ke pasar mudah, jaringan kerjasama ada, tapi dia lebih suka membuang-buang waktu dengan aktivitas  yang tidak ada kaitanya dengan usaha untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Sehingga segala sumber daya yang dimilikinya menjadi tidak bernilai dan cenderung mubazir. Sehingga tanpa di sadari dia telah menciptakan kemiskinan buat dirinya dan keluarganya.

Tipikal masayarakat seperti ini yang banyak kita jumpai di daerah pedesaan, dimana sumber daya alam sangat melimpah, namun sangat disayangkan produktivitas warga dalam mengolah SDA sangat minim. Sehingga banyak lahan terlantar, yang seharusnya dapat menjadi sumber pendapatan bagi keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat secara luas. Ada dua aspek penting bagi keluarga sebagai bagian dari usaha untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

  1. Peningkatan produktivitas keluarga
Adalah serangkaian upaya untuk memanfaatkan potensi sumber daya keluarga secara optimal. Konotasi optimal di sini bukan berarti exploitasi, namun lebih pada mengalokasikan sumber daya keluarga lebih besar pada upaya untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Caranya mungkin dapat berupa intensifikasi atau dapat juga berupa ektensifikasi. Intensifikasi dilakukan pada keluarga yang memiliki sumber daya terbatas, sementara potensi tenaga memadai. Sebaliknya ekternsifikasi dilakukan pada keluarga yang memiliki sumber daya memadai namun belum dimanfaatkan secara optimal.

            Pola Intensifikasi dan Ektensifikasi

No
Uraian
Keterangan
Intensifikasi
1
Pola tumpang sari palawija
  1. Jagung dan kacang tanah
  2. Pisang dan kacang tanah
  3. Jagung dan sayuran (sawi, kangkung, bayam cabut)
Pola gilir tanam sesuai umur tanaman. Pemilihan jenis tanaman harus selektif karena ada tanaman yang menjadi vector hama bagi tanaman yang lain.
2
Pola tumpang sari perikanan
  1. Mina padi, hanya dapat dilakukan di daerah persawahan dengan kedalaman air minimal 40 cm.
  2. Mina ayam, pola peternakan ayam pedaging dan ikan lele dumbo atau gurami,  nila  dan mujair.
Tanaman padi sawah dengan ikan yang ditanam di perairan sawah.
Pola peternakan ayam di atas kolam dengan integrasi ikan di bagian bawah.
3
Pola tumpang sari kebun dan ternak
  1. Kebun karet dan kambing
  2. Kebun kopi dan kelinci
Penentuan waktu tumpang sari sanggat ditentukan oleh umur tanaman induk.
Ekstensifikasi
1
Pola pengembangan tanaman tanaman pangan
Peningkatan luas tanam sangat ditentukan oleh nilai ekonomis produk dan studi kelayakan.
2
Pola pengembangan tanaman berdasarkan umur tanam
Keluarga harus punya cadangan pendapatan harian, bulanan dan tahunan.
3
Pola pengembangan tanaman pangan terpadu.
  1. Pisang dan kripik pisang
  2. Kacang tanah dan olahan ikutan (sambel pecel, kacang rebus, kacang goreng)
Keluarga tidak hanya focus pada usaha menghasilkan produk mentah, namun sampai pada pengolahan hasil.
4
Pola pengembangan Tanaman pangan dan Ternak
  1. Kacang Tanah dan Kambing
  2. Jagung dan Ayam Arab
Pola pemanfaatan ruminase kacang tanah sebagai pakan utama kambing.
Penyediaan pakan ayam arab berupa jagung dan kotoran ayam untuk pupuk tanaman jagung.


  1. Pengelolaan Keuangan Keluarga
Pengelolaan Keuangan Keluarga merupakan cerminan perencanaan keluarga terhadap sumber daya yang dimiliki. Keluarga yang memiliki rencana akan lebih baik daripada keluarga yang tidak memiliki rencana. Dalam konteks pengelolaan keuangan keluarga, pembagian atau posting pendapatan keluarga adalah kuncinya dan ebih dari itu, konsistensi atas pembagian itu adalah mutlak. Sehingga keluarga akan memiliki tabungan atas penghasilan yang diperoleh baik harian, bulanan atau tahunan. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah kemampuan keluarga untuk meniadakan biaya-biaya yang tidak perlu atau pemborosan. Misalnya adalah biaya untuk membeli rokok, biaya untuk membeli sayur-mayur yang seharusnya dapat disediakan di pekarangan rumah.

Kemampuan keluarga untuk keluar dari lingkaran kemiskinan sepenuhnya di tentukan oleh keluarga itu sendiri dan kemampuannya mengelola sumber daya yang ada dalam rumah tangganya.

Berikut adalah contoh posting pendapatan keluarga sehari-hari.

No
Alokasi Pendapatan
Jumlah (Rp)
Jumlah (Rp)
Total pendapatan keluarga

           1.500.000

  1. Sayur mayur
  2. Buah-buahan
  3. Peternakan
  4. Pengolahan hasil
           650.000
           200.000
           250.000
           400.000

1
Konsumsi
  1. Beras 25 Kg
  2. Minyak tanah 10 liter
  3. Gula 2 Kg
  4. Kopi/teh 4 bgks
  5. Telur 10 butir
  6. Garam 2 bgks
  7. Ikan 4 Kg
  8. Minyak goreng 2 liter
  9. Kue
  10. Pakaian
                           
           125.000
             60.000
             14.000
             10.000
             15.000
              6.000
             80.000
             20.000
             30.000
           300.000
              650.000
2
Pendidikan

              150.000
3
Kesehatan

              100.000
4
Hiburan

              100.000
5
Sosial

                50.000
6
Investasi

              450.000

Total

           1.500.000

Hal – hal di atas pada dasarnya dalah praktek biasa dalam sebuah keluarga yang umum kita temukan di desa-desa. Namun dalam kenyataannya jarang keluarga yang melakukan pencatatan atas keuangan keluarga. Sehingga keluarga mengalami kesulitan dalam penetapan post pendapatan karena pengeluaran keluarga dilakukan secara tidak tertulis dan tidak terencana.

Dalam konteks pembangunan keluarga mandiri, keluarga tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan dan pencatatan. Mau tidak mau sebuah keluarga harus melakukan ini dan menyimpannya sebagai dokumen keluarga. Dengan adanya pencatatan ini diharapkan keluarga akan memegang kendali atas pendapatannya dan memutuskan biaya apa saja yang harus dikeluarkan dalam setiap hari dan bulan.


Tabel Rencana Pencapaian Keluarga.

No
Rencana
Jumlah (Rp)
Keterangan
1
Beli sapi
             5.000.000
Indukan
2
Beli tanah kebun
           10.000.000
Bisa Kredit?
3
Beli TV
                750.000
Apakah prioritas?
4
Perbaikan Kandang ayam
                300.000
Prioritas usaha
5
Perbaikan atap rumah
                450.000
Apakah prioritas?
6
Beli peralatan sekolah anak
                 75.000
Harus dipenuhi
7
Selamatan keluarga
             1.500.000
Apakah prioritas?





Table di atas adalah contoh program pencapaian sebuah keluarga, untuk menentukan mana yang akan dilaksanakan oleh satu keluarga sangat tergantung pada kepentingan keluarga tersebut. Begitu pula untuk menentukan skala prioritas sebagai strategi pemanfaatan anggaran yang terbatas, sangat ditentukan oleh kemampuan keluarga tersebut memilah mana kegiatan yang berdampak langsung pada keluarga dan mana kegiatan yang berdampak tidak langsung pada keluarga. Namun sebagai pedoman dalam menentukan skala prioritas, keluarga dapat bertanya tentang kegiatan yang akan di biayai. Pertanyaan standard adalah : apa manfaat dari kegiatan ini? Kalau kegiatan ini tidak saya lakukan apa kerugian keluarga saya? Kalau kegiatan ini tidak saya lakukan apa akibat yang muncul? Jawaban atas pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur dan apabila memungkinkan melibatkan seluruh keluarga.

Apabila hal ini dapat dilakukan, maka Insya Allah sebuah keluarga akan mendapatkan kemudahan dalam penyusunan rencana pencapaian keluarga. Sehingga perwujudan sebuah keluarga mandiri akan semakin cepat. Karena keluarga mandiri identik dengan keluarga yang tidak lagi miskin, namun sebuah keluarga yang sehat jasmani dan rohani serta berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Miskin atau tidak keluarga kita adalah sebuah pilihan, kita yang memilih ingin memberi atau diberi? Kita yang menentukan dan bukan orang lain.


Sepakat , kitalah yang menentukan arah dan tujuan hidup.
Orang lain hanya bisa memuji dan memaki.
Buktikan kalau kita bisa bersanding dengan orang orang sokses lainnya.

Salam
Bang Bir