Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Minggu, 13 November 2011

PETANI DIAJAK BERPIKIR SECARA SEDERHANA


Misalnya: ada sebuah tanaman, untuk tumbuh membutuhkan makan seperti halnya manusia tumbuh membutuhkan makanan. Kalau manusia makan tentu ada nasi, sayuran dan sebagainya. Ahli gizi menyatakan 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari nasi dalam jumlah banyak, sayur-mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Jika unsur tersebut dikonsumsi, maka manusia akan sehat dan tumbuh dengan optimal. Begitu juga dengan tanaman membutuhkan makanan. Sampai detik ini jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman ada 90 unsur (didunia pertanian namanya UNSUR HARA) yang diambil dari tanah. Dari 90 unsur hara tersebut, 13 unsur hara wajib ada. Kalau tidak ada satu saja, maka tanaman ini akan menghadapi masalah. Tanaman akan protes. Protesnya tanaman yaitu: 1) Daunnya menguning 2) Mudah terserang penyakit 3) Hasilnya menurun (tidak produktif) 4). Tumbuh kerdil 5)  Mati Hal ini disebabkan kekuarangan unsur hara.

Ke 13 unsur hara ini di dunia pertanian namanya 13 UNSUR HARA ESENSIAL yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
  1. Kelompok Unsur Hara Makro atau dinamakan sebagai nasinya tanaman (ada 6 unsur).
  2. Kelompok Unsur Hara Mikro atau dinamakan lauk pauknya tanaman (ada 7 unsur). Makro artinya besar (dibutuhan dalam jumlah yang banyak) Mikro artinya kecil (dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi wajib ada). Ibarat sebuah mobil yang bannya banyak adalah unsur hara makro (atau nasinya tanaman), sedangkan setir yang jumlahnya hanya satu (sedikit) adalah unsur hara mikro (atau lauk pauknya tanaman).
Nasinya tanaman ada 6 unsur :
  1. Urea (N) kandungan Nitrogennya tinggi ¡¾ 46 %
  2. Pospat (P) = TSP dari batuan pospat C2o5. Kandungan pospatnya ¡¾ 36 %, maka disebut SP36 3..
  3. Kalium (KCL)
  4. Kalsium (dijumpai pada kapur pertanian/dolomit)
  5. Sulfur (belerang)
  6. Magnesium, Keenam unsur ini adalah nasinya tanaman yang dibutuhkan tanaman (dalam jumlah banyak), maka disebut unsur hara makro.
Sedangkan lauk pauknya itu ada 7 unsur antara lain Fe, Na, Br, Mg, Zn disebut unsur hara mikro. Unsur hara mikro ini terdapat pada pupuk organik. Pupuk organik yang selama ini dikenal petani adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Ini adalah fakta, bahwa tanaman membutuhkan lauk pauk dan nasi, dimana kalau kita menginginkan hasil panen yang luar biasa maka kedua unsur tersebut harus cukup.

SEJARAH;  Sebelum tahun 1969 petani belum mengenal adanya pupuk Urea, Tsp, Kcl. Petani hanya mengenal pupuk kandang dan kompos (yang notabene kaya akan lauk pauk tetapi sedikit nasi ). Sehingga lahan pertanian di Indonesia sebelum tahun 1969 kaya raya lauk pauk tetapi miskin nasi. Sehingga produksi rata-rata ¡¾ 5 ton perhektar padi. Pada tahun 1969 petani mulai dikenalkan Program Inmas dan Bimas dengan Panca Usaha Tani, ada pestisida, pupuk, benih dan seterusnya. Pad waktu dikenalkan dengan yang namanya urea, Tsp, Kcl (yang notabene adalah nasinya tanaman) sangat susah bagi petani untuk percaya, karena telah terbiasa menggunakan pupuk kandang dan kompos. Di samping itu belum ada yang mencoba dan membuktikan. Tetapi begitu ada 1 – 2 orang yang mencoba dan hasilnya luar biasa (misalnya dari 5 ton perhektar menjadi 9 ton perhektar), petani akhirnya mulai beramai-ramai memakai pupuk tersebut.

PERUBAHAN BUDAYA PEMUPUKAN ; Ketika hasil panen meningkat dari 5 ton menjadi 9 ton, petani tidak menyadari telah terjadi perubahan budaya pemupukan. Petani menganggap pupuk kandang dan pupuk kompos ternyata kalah bagus dengan pupuk pabrik (urea, tsp, kcl). Besoknya setelah panen, petani menanam lagi, hasilnya 8 – 8,5 ton perhektar, itupun dikatakan bagus (meskipun terjadi penurunan ¨ö kwintal). Terjadi penurunan ¨ö kwintal tidak kelihatan. Petani tidak sadar kalau terjadi penurunan ¨ö kwintal. Kalau sejak tahun 1969-2003 sudah berapa lama ? 35 tahun !. Kalau 1 tahun petani tanam 3 kali, berarti sudah 105 x tanam. Kalau dikalikan penurunan ¨ö kwintal, terjadi penurunan 5,1 ton. Kalau yang tadinya 9 ton perhektar turun menjadi 4 ton perhektar, bahkan di bawah garis produksi pada tahun 1969. Celakanya lagi penggunaan pupuk pabrik tidak diimbangi dengan pupuk organik, berarti tanah susah terurai akhirnya tertingal di lahan. Residu-residu pupuk pabrik ini akan membuat tanah menjadi keras dan bantat. Kalau dulu tahun 1969, kita masuk ke sawah mungkin selutut dalamnya. Tetapi sekarang barangkali hanya setinggi mata kakai. Tanah keras ini susah ditembus oleh akar. Perkembangan akar (airasi=pernapasan) bisa terganggu, karena akar susah berkembang akibat tanah keras. Padahal akar itu ibaratnya mulutnya tanaman. Mulut itu dibumpet, lubang tempat masuknya makanan Cuma sedikit. Kira-kira bisa produktif apa tidak ? Tentu kurang produksinya.Kemudian karena sifatnya yang kurang organik atau tidak organik, terkadang membuat mikro organisme yang menguntungkan menjadi susah berkembang. Di lahan sawah sekarang jarang ditemukan cacing.

KONDISI TANAH TERBALIK;  Kalau dulu sebelum tahun 1999 itu hanya lauk pauk tetapi miskin nasi, sekarang terbalik, hanya kaya nasi tetapi miskin lauk pauk. Itu yang terjadi. Bahkan di harian Kompas edisi September tahun 2000 mengatakan 8 % lahan pertanian Indonesia mengalami pemiskinan unsur hara mikro atau pemiskinan lauk pauk. Petani kalau menanam pupuknya apa ? Tentunya Urea Tsp, Kcl (berarti petani hanya memberi nasi). Nasi saja tidak komplit. Seharusnya nasinya ada 6 unsur, yaitu Urea, Tsp, Kcl, Za (diambil sulfurnya), Kapur (diambil kalsiumnya), pupuk grenbat (diambil Magnesiumnya). Kalau anak kecil lahir hanya diberi nasi saja, kira-kira bisa sehat apa tidak ? Tentunya tidak sehat. Itu hanya karbohidrat untuk tenaga, tetapi zat pembangunnya tidak ada. Proteinnya hampir tidak ada. Vitamin sebagai katalisator tubuh juga tidak ada. Mineral dan sebagainya sedikit sekali. Ibarat seperti itu sama dengan tanaman. Pemakaian pupuk pabrik saja tanpa diimbangi pupuk organic tidak akan pernah mencapai 10 ton perhektar padi, bahkan akan terus menurun.

ANJURAN PEMERINTAH Pemerintah melalui dinas pertanian ingin menyarankan kepada petani supaya mengembalikan kesuburan tanah seperti tahun 1969. Caranya adalah petani harus memupuk lahannya 20-40 ton perhektar setiap masa tanam. Kira-kira sanggupkah petani ? Kami sepakat sekali anjuranya luar biasa bagus, tetapi susah dilaksanakan oleh petani. Jangankan 20-40 ton perhektar, barangkali 5 ton saja sudah susah mendpatkan pupuk kandangnya. Kotoran sapinya mau cari dimana ? Kotoran kambingnya mau cari dimana ? Kotoran ayamnya mau cari dimana ? Anjuran pemerintah bagus tetapi tanpa adanya solusi.

KUALITAS PUPUK KANDANG DAN KELEMAHANNYA;  Tidak ada yang mampu mengalahkan kualitas pupuk kandang karena buatan Tuhan. Tetapi bukan berarti pupuk kandang tidak punya kelemahan. Banyak kelemahannya, secara kualitas sebagai pupuk yang terbaik, tetapi secara teknis kadangkala banyak kelemahannya. Coba dibayangkan pupuk kandang dari kandang ternak mungkin harganya Rp. 100.000,- per truk, tetapi tidak mungkin kotoran (pupuk kandang) itu naik sendiri ke truk. Ini harus memakai tenaga orang yang mengangkut (memanggul) ke truk. Ini perlu ongkos. Dari kandang sampai ke lahan misalnya jaraknya 20-30 km perlu transport. Ini juga perlu ongkos. Dan tidak mungkin alat transport langsung terjun ke lahan. Ternyata harus butuh orang yang mengangkat lagi. Ini juga perlu ongkos lagi. Sehingga secara ekonomi hal ini kurang menguntungkan. Terlalu tinggi ongkosnya buat petani. Di samping itu keseragaman bongkahan pupuk kandang unsur haranya tidak sama, juga makanan yang di konsumsi oleh ternak itu juga tidak sama. Kalau ternak itu memakan makanan yang bergizi, kotoran yang dihasilkan itu juga luar biasa bagus. Nah kalau misalnya ternak Cuma diberi bongkahan ketela saja, tentunya ternak akan kurus, sehingga kotoran yang keluar juga tidak bagus. Pupuk kandang juga juga membawa bibit penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditularkan dari sapi yang dilepas. Sapi itu mengkonsumsi rumput liar (biji-bijian bakal tumbuhnya rumput). Ini tidak tercerna oleh usus, akhirnya keluar lagi dan ketika digunakan sebagai pupuk akhirnya tumbuh gulma
dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala kelemahannya.


NB. Terimakasih untuk pemilik web http://wongtaniku.wordpress.com untuk copas materi web nya.

dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala kelemahannya.

Selasa, 08 November 2011

Dilematisnya Pekerja Tualan.

Kondisi dilematis memang kerap terjadi manakala satu tuntutan harus dipenuhi dalam takaran yang tidak mungkin untuk di tunda. Dalam bahasa normatif adalah sandang, pangan dan papan. Deretan kebutuhan ini bertambah dengan kesehatan, pendidikan dan mungkin sedikit kenyamanan.

Tualan (atau kegiatan tambang manual batubara) adalah sinergi antara tersedianya sumber daya, baik alam maupun manusia yang ditunjang oleh tidak adanya sistem preventif yang memadai untuk mengantarkan tualan ini naik kelas menjadi kegiatan yang lebih legal. Sehingga tualan membentuk sistemnya sendiri yang menyebabkan industri padat karya ini rawan terhadap berbagai resiko. Sebenarnya tugas pemerintah tinggal menata dan membuat sistem yang memungkinkan kegiatan tualan ini menjadi lebih market oriented dan mampu mengentaskan ratusan jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ini. Tanpa adanya campur tangan yang meningkatkan nilai tambah tualan, dapat dipastikan di akhir kegiatan hanya akan menyisakan kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Langkah yang dapat dilakukan adalah duduk bersama dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata bagaimana masa depan tualan ini.

Saat ini dan masa-masa yang belum tentu ke depan, para pelaku tualan masih bisa melakukan kegiatan tualan dengan mudah. Namun seiring waktu dan dalamnya lobang galian, resiko tualan bukan semakin ringan. Nasib mereka akan semakin suram, seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.

Semoga ada harapan dibalik kegundagan para pelaku tualan, mereka hanya mencari sebatas mereka mampu. Memvonis dan melarang tanpa ada jalan keluar adalah kezaliman. Laranglah kegiatan tualan dengan diiringi gandengan tangan untuk melakukan usaha lain yang menguntungkan dan berkelanjutan. Tanpa itu semua, kegiatan razia dan larangan hanyalah akan menciptakan militansi kegiatan tualan menjadi lebih luas lagi.

Mari bergandengan tangan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dengan dasar kasih sayang dan keadilan. Semoga. Insya Allah.
Salam pemberdayaan
Basyori Saini