Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Rabu, 19 Oktober 2011

PEMBERDAYAAN VS KEPENTINGAN

Hujan berhari-hari menyirami wilayah kintap, mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat. seolah-olah hujan tidak dibutuhkan. Ada yang berkomentar " karena  hujan omset saya berkurang dan malah menambah hutang"  kata pekerja keras.
Memang kita akui bersama, air adalah kebutuhan vital oleh manusia dalam aktifitasnya sehari-hari. Semua manusia pastilah ketergantungan dengan air siapapun dan dimanpun. 
Namun harus juga kita akui, masyarakat pekerja keras sangat bergantung dengan cuaca. kalau musim penghujan tiba, para pekerja keras tidak bisa bekerja. dengan mereka tidak bisa bekerja jelaslah akan mengurangi pendapatan dan malah akan menambah hutang diwarung.
Tapi bagi para ibu rumah tangga, musim hujan akan membuat mereka merasa kurang terbebani, itu dikarena kebutuhan air tercukupi. Selama musim panas tidak sedikit masayarakat yang mandi cuman sekali dalam sahari.

Dimusim kemarau hampir 75% masayarakat kekurangan air dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka melakukan berbagai macam cara.

Ada yang berupaya memperdalam sumur, yang sudah mulai kering agar sumber mata air bawah tanah tambah banyak. Itupun ada yang berhasil dan tidak. Bagi yang berhasil bersyukur, yang tidak selalu saja beralasan mumpung musim kemarau kita bisa memperdalam sumur. sebenarnya itu jawaban klasik,  pengobat hati agar apa yang dilakukan tidak terasa sia-sia.

Bagi yang beruang lebih, mereka bisa saja membeli air kepada penjual air keliling dan ada juga yang sudah berlangganan. Sehingga mereka tinggal menunggu didepan pintu, menjaga kalau ada yang lewat membawa air atau memesan lewat sms. bagi yang beruang semuanya mudah karena uanglah alat mereka mendapatkan air.
Yang kasian dan membuat kita merasa iba, bagi kaum tak berpunya. jangankn untuk membeli air, membeli beras saja mereka susah. Inilah masyarakat yang sangat memperhatinkan. Masyarakat semacam ini harus diperhatikan baik oleh pemerintah,  pihak ketiga maupun masyarakat sendri.

Saatnya masyarakat dan pelaku usaha peka terhadap kebutuhan air ini. paling tidak harus ada program air bersih yang dilaksanakan setiap tahunya dititik-titik yang riskan kekurangan air apabila musim kemarau datang. 

Program pengadaan air bersih ini akan bisa terlaksana apa bila tiga elemen masyarakat bersatu bahu membahu. 1). Aparatur Desa, 2). pelaku usaha 3). dan masyarakat sendri.

Yang sering terjadi dan membuat pera donatur malas membuat program air bersih tersebut. Karena aparatur desa dan masyarakat terkadang diberi daging mau jantung. sudah diberi bantuan, uangnya ditilap, bahkan bangunannya asal-asalan dan masyarakat juga maunya yang aneh-aneh, maunya air mengalir sampai kedapur rumah mereka masing-masing.

Mana peran aparatur desa dan masyarakatnya kalau begini adanya. Olehnya para pengusaha sangat malas membantu masyarakat yang semacam ini. jadi jangan bingung kalau desa semacam ini jarang mendapatkan bantuan baik dari pemerintaha maupun pihak ketiga.

Saatnya para aparatur desa mememikirkan kepeting masyarakat ketimbangan kepentingan individual atau kelompoknya sendri. Masyarakat saatnya juga belajar sosial dengan memperbanyak nilai swadaya dalam setiap pembanguna didesa mereka masing-masing.

Harapan saya MODAL SOSIAL masyarakat harus digali kembali dan diterapkan secara maksimal. Masyarakat kita terkenal ramah, akrab dan budaya tolong menolong yang tinggi. jangan hanya karena uang dan kebutuhan dapat melunturkan budaya lokal kita.

Salam
Bang Bir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar